Khilafah.id – Banyak negara yang menyambut baik atas tewasnya pemimpin Al-Qaeda: Ayman al-Zawahiri. Ia mati ditembak oleh drone badan mata-mata Amerika Serikat, di Kabul, Sabtu (30/7). Diketahui, Zawahiri adalah salah satu pemimpin terorisme yang memimpin perencanaan dan pelaksanaan operasi teroris keji di Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi. Ia adalah pendiri dan teman militan Osama bin Laden.
Zawahiri telah diincar sejak lama oleh AS. Tapi keberadaanya hanya selintas diketahui. Ternyata, selama ini, ia disembunyikan oleh Taliban. Di Afghanistan, Zawahiri menetap dan pada akhirnya, ia juga keluar dan tewas di tangan Badan Intelijen Pusat AS (CIA). Didor oleh CIA!
Zawahiri namanya sohor dengan sebutan dokter. Karena awalnya, sebelum ia bergabung dengan Al Qaeda, Al-Zawahiri adalah seorang ahli bedah terkenal di Mesir. Di klan Al Qaeda, Zawahiri menjadi orang yang paling ditakuti sekaligus dihormati. Ia juga dulunya menjadi dokter pribadi Osama bin Laden selama persembunyiaannya hingga Osama tewas.
Kekejaman Zawahiri yang paling tidak dimaafkan oleh AS adalah dalam perencenaan pembunuhan 11 September 2001, yang menewaskan hampir 3.000 orang. Dengan itu, ia menjadi alasan AS untuk memburunya dan wajib mati. Bahkan Washington DC membuat sayembara untuk menangkapnya dengan hadiah US$25 juta. Hingga kini Ayman al-Zawahiri menjadi simbol internasional kelompok Al-Qaeda usai 11 tahun Osama bin Laden tewas.
Siapa Sesungguhnya Zawahiri?
Zawahiri berasal dari keluarga terkemuka di Mesir. Kakeknya, Rabia al-Zawahiri merupakan seorang imam di Universitas Al-Azhar, Kairo. Sementara, paman buyutnya Abdel Rahman Azzam adalah eks sekretaris pertama Liga Arab. Jadi, secara materi, pengetahuan, dan agama tidaklah diragukan.
Tapi dalam perjalanannya, Zawahiri terpengaruh oleh aktivitas teroris di dunia. Ia juga begitu polos dalam melihat dunia. Juga ia termasuk orang yang secara keagamaan nyaman dalam keagamaan yang konservatif dan keras. Hingga akhirnya, ia bergabung dengan Al Qaeda. Dan melakukan serangan 11 September 2001 atau 9/11 di Amerika.
Menurut beberapa media, setelah serangan 9/11, Zawahiri pun ikut menjadi target AS bersama bin Laden. Pada pencarian 2002 oleh pasukan Washington di Afghanistan, Zawahiri lolos dari serangan AS di wilayah Pegunungan Tora, Afghanistan. Serangan itu malah mengenai istri dan salah satu anaknya hingga tewas.
Namun demikian, sebelum melakukan serangan 9/11, dan menjadi buron AS, ia pernah menjadi seorang militan Muslim dan terlibat dalam pembunuhan Presiden Mesir, Anwar Sadat, pada 1981. Pada tahun-tahun ini, Al-Zawahiri memiliki misi untuk menggulingkan pemerintahan Mesir. Dia berkomplot dengan kelompok mana saja yang dalam satu misi, yakni komplotan yang ingin mengganti sistem pemerintahan dengan Islam fundamentalis. Dan akhirnya, Zawahiri berhasil membunuh presiden Mesir. Zawahiri bangga dan senang.
Dengan terbunuhnya orang nomor satu itu, membuat Zawahiri begitu bangga. Ia berinisiatif untuk melakukan hal yang lebih besar lagi, yakni melakukan serangan ke AS. Kedua jalan itu dipilih, menurutnya adalah, ingin melenyapkan orang yang dianggap mengkhianati Islam dan yang menjadi musuh Islam.
Pada satu momen, ia pergi ke Pakistan sebagai seorang dokter muda. Di sana (tahun 1998), Zawahiri merawat orang-orang yang terluka usai melawan pendudukan Uni Soviet di Afghanistan. Di Afghan inilah, Zawahiri bertemu dengan Osama bin Laden dan menemukan tujuan yang sama: menegakkan negara Islam.
Masa Depan Teroris Dunia
Setelah bertemu dan memiliki misi yang sama dengan Osama bin Laden, akhirnya ia merencanakan berbagai hal untuk meneror dunia. Zawahiri mencoba untuk menggabungkan kelompok teror Jihadi Islam Mesir, dengan milisi Al Qaeda pimpinan bin Laden. Mereka lalu menandatangani deklarasi. Setelah deklrasi terjadi apa yang disebut sebagai kelompok teroris Al Qaeda, teroris terbesar dan terkejam di dunia.
Pertanyaannya, setelah Zawahiri dan orang-orang berpengaruh di Al Qaeda tewas, mungkinkah teroris di dunia bakal tumbuh lebih deras kembali? Sangat jelas. Sel-sel teroris Al Qaeda yang selama ini terlihat pasif, akan menjadi orang pertama yang akan berbalas dendam atas kematian pemimpinnya. Itu mereka telah lakukan seperti terjadinya pembunuhan yang menimpa Osama bin Laden.
Maka demikian, kita patut waspada atas kejadian ini. Minimal bisa melihat sisi narasi yang akan beredar di akar rumput mengenai kematian teroris kelas kakap dunia itu. Sebisa mungkin, kita bisa menghindari diri untuk tidak larut dalam ombak narasi yang akan diproduksi oleh Al Qaeda dan teroris di Indonesia, di sel-sel dan majelisnya.
Agus Wedi, Peminat Kajian Sosial dan Keislaman.