Efek Pembubaran JI: Ancaman JAD Semakin Meningkat?

JAD

Khilafah.id – Sore hari yang cerah di akhir pekan yang lalu, saya menghadiri undangan ngopi dari seorang kawan karib di sebuah kafe di pinggiran kali. Sambil menatap sang surya yang beranjak turun ke peraduan, kami membahas tentang fenomena terkini seputar dunia penanggulangan terorisme. Kebetulan kami punya passion dan beraktivitas di frekuensi yang sama, cuma beda lembaga tempat bekerja.

Dua topik utama yang kami bahas adalah fenomena pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) dan penangkapan terduga teroris Batu yang masih berstatus pelajar namun siap melakukan aksi serangan bom bunuh diri. Berdasarkan hasli penyelidikan awal disimpulkan bahwa terduga teroris Batu merupakan pendukung Islamic State atau Daulah Islamiyah, atau juga biasa dikenal sebagai Islamic State in Irak and Syria (ISIS). Para pendukung ISIS juga sering menyebut diri mereka sebagai Jamaah Anshar Daulah (JAD).

Penangkapan terduga teroris Batu ini menjadi menarik untuk dianalisis karena:

Pertama, terjadi tak lama setelah adanya deklarasi pembubaran JI. Kedua, menjelang momen HUT Kemerdekaan RI ke-79. Ketiga, seudah setahun lebih tidak ada serangan dari kelompok pendukung ISIS (JAD) di Indonesia.

“Mas, dengan ditangkapnya pelaku berikut bahan baku pembuat bom dari terduga teroris terafiliasi JAD di Batu kemarin, kira-kira seberapa besar potensi ancaman dari kelompok JAD setelah pembubaran JI?”, demikian pertanyaan kawan saya membuka diskusi kami di sore itu setelah kami memesan minuman dan makanan ringan.

Saya kemudian mencoba menjawabnya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya selama ini.

Serangan dari kelompok JAD itu lebih sulit diprediksi karena bentuk serangannya sangat bervariasi dan tidak membutuhkan banyak sumber daya. Mereka bisa menyerang dengan senjata tajam, bom kecil tapi high explosive, panah, air soft gun, senjata api, hingga menggunakan ketapel. Targetnya pun bisa acak, tergantung mana yang paling mudah diserang mengikuti fatwa siapa yang boleh dijadikan target serangan menurut para tokoh ISIS.

Jadi, selama para pendukung ISIS masih menyebarkan propaganda dan pemahaman ekstrimnya di semua media yang mereka miliki, maka potensi ancaman serangan dari kelompok pendukung ISIS juga akan tetap ada. Propaganda mereka sangat masif dan terbukti ampuh meracuni pikiran anak-anak muda yang sedang galau dan mencari pencerahan di internet.

Salah satu bukti keampuhan propaganda mereka adalah terduga teroris Batu itu. Dalam keterangan pers yang disampaikan oleh juru bicara Densus 88 AT, Kombes Pol Aswin Siregar (5/8/2024), tersangka HOK (19 tahun) mulai mengikuti media sosial pendukung ISIS pada November 2023. Hanya butuh 8 bulan untuk membuat HOK siap melakukan bom bunuh diri dengan bom yang dirakitnya sendiri.

Dengan menyisihkan uang jajannya, HOK bisa menyicil membeli bahan-bahan dan peralatan untuk membuat bom sedikit demi sedikit sehingga lebih sulit terdeteksi. Hal ini memang bisa menginspirasi orang-orang seperti HOK di kalangan pendukung ISIS, tetapi juga membuat aparat keamanan dan masyarakat menjadi lebih awas lagi atas pergerakan kelompok tersebut.

“Lalu apakah dengan adanya pembubaran JI, kelompok JAD akan terinspirasi untuk meningkatkan serangannya dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa mereka lebih hebat dari JI?”, tanya kawan saya lagi di penghujung diskusi sebelum shalat Maghrib.

Saya pun menjawab:

“Itu bisa saja terjadi. Dan secara momentum untuk saat ini memang dapat sih. Tapi mengingat keterbatasan sumber daya mereka dan gencarnya operasi deteksi dini oleh aparat keamanan, saya kira peluangnya semakin kecil. Tapi bukan berarti tidak ada. Selama propaganda mereka masih ada, maka potensi ancaman itu akan selalu ada”.

Arif B, Peneliti.

Redaksi Khilafah.ID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Memahami Terorisme Melalui Lensa Dekolonial

Rab Agu 14 , 2024
Khilafah.id – Dalam dekade terakhir, isu terorisme telah mencuat sebagai salah satu topik sentral dalam diskursus politik global. Narasi tentang ancaman teroris telah dimanfaatkan oleh berbagai aktor, baik negara maupun korporasi, untuk membenarkan dan melegitimasi agenda mereka. Tulisan Ilyas Mohammed yang berjudul “Decolonialisation and the Terrorism Industry” memberikan pandangan kritis […]
dekolonial

You May Like