Khilafah.id – Ini adalah refleksi beberapa tahun lalu. Agama sangat rentan digunakan untuk kepentingan jangka pendek manusia. Hal ini tidak luput dari perhatian kita belakangan ini. Dari seluk beluk politik yang mengatasnamakan agama, hingga agama dijadikan alat untuk mendiskriminasi manusia (Baca: Eks HTI).
Dalam terminologi agama yang sarkastis ini, lahirlah beberapa gerakan yang mengatasnamakan agama. Salah satunya yang beredar di sekitar kita adalah gerakan 212, aksi bela agama, aksi bela ulama dan lain sebagainya.
Gerakan ini, sangat gencar menyuarakan Islam dalam setiap langkahnya. Bahkan rela membuat kerusuhan dan kerusakan di berbagai tempat dengan dalih membela agama. Benarkah Islam yang “rahmatan lilalamin” dipahami sedemikian keras dan kasar? hanya mereka yang memahami demikian.
Kondisi ini semakin terlihat pada saat salah satu lumbung organisasi mereka, HTI secara resmi dibubarkan oleh presiden Jokowi. Gerakan-gerakan islamisasi semakin kuat. Bahkan dari organisasi-organisasi lain yang searah dengan HTI. Hal ini dilakukan untuk menghidupkan kembali marwah dan keislaman yang mereka perjuangkan, Islam radikal.
Berasa Hidup di Rumah Orang
Demikian wajar saja dilakukan. Semenjak semenjak organisasi mereka dibubarkan, mereka sudah tidak merasa seperti di rumahnya sendiri, hidup dan tinggal di negara ini. Ideologi mereka, Islam garis keras dipatahkan secara perlahan karena bertentangan dengan ideologi negara pancasila dan UUD 1945.
Maka, tidak heran jika pasca HTI dibubarkan oleh Jokowi, Eks HTI beserta gerakan Islam radikal semakin kuat untuk mengganti presiden. Hal ini terlihat dari keberpihakan mereka pada pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Sandi, pada kontestasi pemilihan presiden kemarin. Bahkan barisan ini berjuang mati-matian untuk memenangkan jagoan mereka agar lolos menjadi jawara.
Segala upaya di lakukan bahkan kritikan yang tanpa arah di tujukan kepada presiden petahana, Joko Widodo. Semisal hujatan pro cina, cebong, antek asing, diskriminasi ulama, pengkhianat rakyat dan lain sebagainya yang dominan keluar dari mulut mereka.
Adalah benar jika Islam radikal, yang selalu digaungkan dengan jihad tidak dibiarkan tumbuh di negara ini. Sebab Indonesia adalah rumah besar yang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama. Semuanya akan hidup rukun jika saling menumbuhkan sikap yang toleran dan moderat. Jadi segala bentuk yang mengancam terhadap keberlangsungan Negara ini janganlah dibiarkan tumbuh subur.
Dan secara simbolis harus diperangi. Ibaratnya Indonesia adalah kandang macan yang akan mengusir para penjajah yang mengancam terhadap keberlangsungan dan ketenteraman kehidupan berbangsa dan bernegara. Baik secara fisik maupun secara ideologi. Sekian!
Taufiqurrahman Brj, Peneliti keislaman.