Khilafah.id – Moderasi Beragama sebenarnya sudah sejak lama dibicarakan. Diskursus moderasi beragama ini dimunculkan kembali karena banyak kelompok yang ingin merusak kedamaian negeri.
“Moderasi sudah lama dibicarakan. Sudah kuno. Dimunculkan kembali karena ada kelompok yg memusuhi,” jelas Gus Muwafiq dalam Muktamar Pemikiran dan Halaqah Kiai serta Nyai Muda yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al-Falak, Kota Bogor, Senin-Rabu (13-15/12/2021).
Gus Muwafiq menguraikan bahwa moderasi dalam beragama sangat penting dilakukan agar tercipta kerukunan antarumat beragama. Maka pemuka agama wajib menarasikan moderasi beragama di Indonesia. Mengingat Indonesia adalah negara yang majemuk, sehingga memiliki potensi besar terjadi konflik.
“Keanekaragaman sudah ada sebelum Islam datang ke sini. Jawa Barat sudah besar karena ada Tarumanegara. Jawa Tengah ada Mataram. Kalimantan ada Kutai. Seluruh problem kehidupan sudah ada di sini. Maka kedamaian itu penting dan moderasi beragama adalah langkah untuk menciptakan perdamaian Bersama,” tuturnya.
Konsep Rakyat
Dalam pandangan Gus Muwafiq, konsep hidup bersama di Indonesia telah dipilih para pendiri bangsa dengan konsep “Ra’iyyah” (rakyat) yaitu, “Kullukum ro’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyyatih”. Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap anggota pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya.
“Konsep ra’iyyah ini adalah konsep di mana kita hidup bersama dan saling bertanggung jawab. Kita bukan suara mayoritas itu adalah suara Tuhan karena itu bisa menjadi diktator. Walaupun Muslim agama mayoritas, tapi tidak akan menjadi diktator karena semua hidup saling tanggung jawab,” lanjut kiai asal Yogyakarta itu.
Selanjutnya, Gus Muwafiq menegaskan kegiatan seperti Muktamar dan Halaqah Kiai serta Nyai Muda dengan mengusung tema moderasi beragama harus terus disosialisasikan dan digelorakan. Media juga harus mendukung dengan mengkampanyekan konsep moderasi beragama ini secara masif agar menjadi gerakan sosial di masyarakat.
“Kalau kita damai, tenteram, kita akan makmur. Sebaliknya, bila rongrongan itu terus ada, kehidupan pasti tidak akan berjalan dengan baik,” pungkas Gus Muwafiq.
Wahdi Farhan, Alumni Ponpes Darussalam Gontor.