Khilafah.id – Permasalahan negara Islam atau khilafah islamiyyah begitu simpang siur penjelasannya bagi sebagian orang, hal itu menyebabkan dirinya jatuh dalam kepalsuan orang-orang yang berkepentingan saja. Padahal Nabi sudah jelas-jelas menyebutkan bahwa khilafah setelah Nabi Muhammad hanya berumur 30 tahun, adapun setelahnya adalah kerajaan. Betapa pentingnya kita membaca ulasan Habib Munzir al-Musawa dalam bukunya Mengenal Akidah Kita 2 mengenai Daulah Islamiyyah.
Rasulullah saw. bersabda:
منْ كَرِهَ مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنْ السُّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
Barangsiapa yang ditindas oleh penguasanya maka hendaknya ia bersabar, sungguh barangsiapa yang keluar dari perintah sultan (penguasa) sejengkal saja maka ia mati dalam kematian jahiliyah (HR Bukhari; Bab Fitnah)
Dan Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ إِلَّ مَاتَ مِيتَةًجَاهِلِيَّة
Barangsiapa yang melihat hal pada penguasanya sesuatu yang tidak disukainya maka hendaknya ia bersabar, sungguh barangsiapa yang keluar dari jamaah sejengkal saja, lalu ia wafat maka ia wafat dengan kematian jahiliyah (HR Bukhari; Bab Fitnah)
Zubair bin ‘Adiy berkata: kami mendatangi Anas bin Malik mengadukan kekejian Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi dan kejahatannya pada kami, maka berkata Anas RA: “Bersabarlah kalian, karena tiadalah datang masa kecuali yang sesudahnya akan lebih buruk, sampai kalian akan menemui Tuhan kalian, kudengar ini dari Nabi kalian (Muhammad saw)” (HR Bukhari; Bab Fitnah)
Rasulullah bersabda: “Dengar dan patuhlah bagi seorang muslim selama ia tak diperintah berbuat maksiat, bila ia diperintah berbuat maksiat maka tak perlu dengar dan patuh” (HR Bukhari; Bab Ahkam)
Kesimpulannya, Rasulullah saw. dan semua para imam dan muhaddits ahlussunnah waljamaah tidak satupun menyerukan pemberontakan dan kudeta, selama pemimpin mereka Muslim maka jika diperintah maksiat mereka tidak perlu taat, bila diperintah selain dosa maka mereka taati.
Sebagaimana di masa merekapun terdapat kepemimpinan yang zalim, walau berkedok dengan nama “khalifah” namun mereka zalim, diantaranya Hajjaj yang sering membantai dan menyiksa rakyatnya, namun ketika mereka mengadukan pada Anas r.a, maka mereka diperintahkan bersabar, bukan diperintahkan merebut khilafah dengan alasan khalifah tersebut zalim.
Negeri kita ini Muslim, pemimpinnya Muslim, menteri–menterinya mayoritas Muslimin, mayoritas masyarakatnya Muslimin, maka apalagi yang mesti ditegakkan? Ini adalah khilafah islamiyah (kepemimpinan islam). Adakah presiden kita melarang salat? Adakah pemimpin kita melarang puasa Ramadan?
Mengenai kesalahan-kesalahan lainnya selama ia seorang Muslim maka kita diperintah oleh Rasulullah saw. untuk bersabar. Dan para imam dan muhaddits itu tak satupun menyerukan kudeta dan penjatuhan kekuasaan dari seorang pemimpin Muslim.
Ringkasnya saudaraku, berteriak-teriak meneriakkan khilafah islamiyah adalah perbuatan terbur-buru. Berdakwahlah pada muslimin, sedikit demi sedikit hingga dalam bertetangga, di tempat kerja, di masyarakat, maka perlahan akan muncul ketua RT yang mencintai syariah dan sunnah. Maka berlanjut dengan ketua RW yang terpilih adalah yang mencintai syariah dan sunnah, yang mendukung majelis ta’lim dan melarang panggung maksiat, yang tak mau menandatangani pembangunan diskotik dan gereja, dan bila dakwah di masyarakat makin meluas akan sampai terpilihlah lurah yang demikian pula, lalu meningkat ke bupati dan seterusnya. Ini akan tercapai dengan perlahan lahan tetapi pasti, dan negara akan ikut apa keinginan mayoritas rakyatnya.
Demikian pula televisi, radio, majalah, dan kesemuanya, tak ada diskotek bila tak ada pengunjungnya, tak ada miras dan narkoba bila tak ada yang membelinya, tak ada blue film bila tak ada yang mau menontonnya, ini semua akan sangat mudah.
Karena khilafah Islamiyah dengan syariah Islam bila ditegakkan sekarang maka yang akan menolaknya adalah Muslimin sendiri, mereka tak mau kehilangan diskotiknya, mereka tak mau kehilangan mirasnya, mereka tak mau menutup auratnya, maka bagi yang berkeinginan menegakkan khilafah Islamiyah agar meratakan shaf dan terjun berdakwah mengenalkan sunnah dan Nabi Muhammad saw. sebagai idola muslimin.
Bukan berteriak-teriak khilafah Islamiyah lalu menuding muslimin lainnya sesat karena menolak khilafah dari golongan mereka, lalu saling bunuh antara muslimin demi kepemimpinan dari pihak mereka.
Sungguh metode Nabi saw. ini sangat strategis dengan strategi keamanan yang sempurna, Nabi saw. mengetahui akan banyaknya penguasa muslim yang zalim, namun beliau memerintahkan kita bersabar atas mereka, kenapa? karena jika muslimin berontak maka mereka akan dibantai penguasa yang zalim tersebut, maka orang-orang baik dan ulama akan jadi sasarannya, padahal orang – orang baik, orang salih, dan ulama sangat diharapkan menyiapkan generasi baru yang baik untuk kelak menggantikan penguasa zalim itu, namun hal itu menjadi sulit dan mustahil jika ulama, shalihin dan orang baik memerangi penguasa, maka mereka dibantai dan masyarakat semakin kehilangan ulama, dan itu memperburuk keadaan.
Keadaan ini akan membuat terbahak-bahaknya musuh-musuh Islam, mereka tak perlu menyerang Muslimin, karena Muslimin sudah saling bantai antara ulama dan penguasanya, dan Islam akan semakin bobrok dan hancur, sungguh sempurna strategi Sang Nabi saw., bersabar demi pembenahan dan regenerasi.
(Habib Munzir al-Musawa, Kenalilah Aqidahmu 2, halaman 127-130)
Amien Nurhakim, Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Jakarta dan Mahasantri Darussunnah International Institute for Hadith Sciences.