Khilafah.id – Jika melihat berita perang di negara lain, rasanya terketuk hati ini untuk selalu bersyukur atas anugerah Tuhan kepada negeri yang damai dan sangat indah ini. Hari ini kita bisa beribadah dengan tenang. Bangun pagi dengan membuka mata tanpa kemasan perang. Menghirup udara segara, tanpa ternodai dengan bau abu Meriam dan asap ledakan.
Hidup dalam negeri damai seperti saat ini adalah anugerah. Namun, Tuhan tidak memberikan Indonesia secara percuma. Di balik ini ada sejarah perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan yang kita nikmati hari ini. Mereka adalah pejuang yang tidak memikirkan hidup pada zamannya, tetapi memikirkan hidup generasi mendatang.
Karena itulah, pahlawan sangat berarti bagi setiap negara dan bangsa. Islam juga menaruh perhatian besar terhadap penghormatan terhadap pahlawan. Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjadi landasan bagi penghormatan ini adalah QS. Al-Baqarah: 154, yang berbunyi: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.”
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa para pejuang, pahlawan dan syuhada, meskipun telah meninggal dunia, tetap hidup di sisi Allah dengan kehidupan yang khusus dan terhormat. Mereka terus menjadi bagian dari semangat perjuangan yang harus dirawat oleh umat Islam.
Jika tidak bisa melihat mereka hidup dalam realitas nyata, tetapi sesungguhnya pahlawan itu hidup dalam semangat kita. Inilah yang perlu selalu dipahami. Semangat hidup kepahlawanan harus muncul dalam setiap pribadi masyarakat Indonesia. Pahlawan adalah mereka yang mengorbankan kepentingan dirinya untuk kemashlahatan. Kehidupan yang damai agar keamanan beragama menjadi terjaga.
Rasulullah SAW pun pribadi yang sangat menghargai para pahlawan perang. Tindakan beliau menunjukkan betapa besar rasa hormat beliau terhadap mereka yang telah berjuang untuk Islam. Salah satu cara Rasulullah menghormati para syuhada adalah dengan berziarah ke makam mereka dan mendoakan mereka.
Ini terlihat dari hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir RA: “Rasulullah SAW keluar menuju (makam) para syuhada Uhud, lalu beliau mendoakan mereka. Beliau berdoa untuk mereka seperti orang yang berpamitan kepada orang-orang yang masih hidup dan yang telah meninggal.” (HR Muslim).
Rasulullah SAW secara khusus menyempatkan diri untuk berziarah ke makam syuhada di Uhud dan mendoakan mereka. Rasulullah bahkan berdoa dengan penuh ketulusan seolah berpamitan kepada mereka, suatu bentuk penghormatan mendalam kepada para syuhada yang telah gugur di medan pertempuran.
Ziarah Rasulullah ini bukan hanya sekadar kunjungan fisik, melainkan juga merupakan simbol dari betapa pentingnya mengenang dan menghormati mereka yang telah mengorbankan hidup demi kebaikan umat. Melalui ziarah ini, Rasulullah SAW ingin mengingatkan umat Islam akan keberanian, pengorbanan, dan keteguhan para syuhada yang tidak boleh dilupakan.
Bagi Rasulullah, mengenang jasa para pahlawan bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga suatu bentuk penghormatan kepada pengorbanan yang mereka berikan demi kelangsungan hidup Islam. Keteladanan ini juga menunjukkan bahwa Rasulullah SAW tidak hanya memimpin dalam medan dakwah dan peperangan, tetapi juga mengajarkan penghargaan bagi setiap pengorbanan yang dilakukan.
Selain ziarah, Rasulullah juga memberikan pedoman khusus tentang cara mengingat orang yang telah meninggal. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Sebutlah kebaikan-kebaikan orang yang telah meninggal dunia di antara kalian dan hindarilah menyebut keburukan-keburukan mereka.” (HR Abu Dawud).
Hadis ini mengajarkan agar kita lebih berfokus pada kebaikan orang-orang yang telah wafat dan menghindari pembicaraan tentang keburukan mereka. Dengan mengingat kebaikan orang-orang yang telah pergi, kita tidak hanya menghormati mereka, tetapi juga meneladani perilaku baik yang mereka miliki.
Bagi para syuhada, mengenang kebaikan mereka berarti menanamkan semangat kepahlawanan dan keberanian dalam hati umat Islam. Ini penting agar generasi selanjutnya memahami arti perjuangan dan meneladani keberanian para syuhada.
Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa doa bagi orang yang telah wafat merupakan salah satu bentuk penghormatan terbaik. Dalam Islam, doa menjadi salah satu ikatan spiritual yang menghubungkan mereka yang hidup dengan mereka yang telah meninggal. Doa menjadi pengingat bahwa meskipun telah tiada, kebaikan dan semangat juang mereka tetap hidup dalam doa dan kenangan kita.
Penghormatan terhadap para pahlawan dalam Islam bukan hanya bentuk apresiasi, melainkan juga dorongan untuk menjaga dan meneruskan nilai-nilai perjuangan yang mereka tinggalkan. Sebagaimana Rasulullah berziarah dan mendoakan para syuhada di Uhud, kita pun diajarkan untuk selalu menghormati dan mendoakan mereka.
Mereka yang gugur di jalan Allah bukanlah sekadar manusia yang telah pergi, melainkan bagian dari sejarah hidup umat yang perlu dirawat dan terus dikenang sepanjang masa.
M. Katsir, Alumni ITB AD.