Khilafah.id – Di antara peristiwa besar yang diperingati oleh umat Islam adalah Isra Mikraj yang terjadi pada tanggal 27 Rajab. Namun yang menarik dari kisah ini adalah Kkenapa Mikraj tidak disebutkan dalam Al-Qur’an? Berikut penjelasannya!
Peristiwa Isra Mikraj terjadi setelah Muhammad Saw. kehilangan dua orang yang menjadi pendukung utama kegiatan dakwahnya, Abdul Muthallib dan Khadijah ra. Selama Isra Mikraj, Muhammad didampingi oleh Jibril as. dengan mengendarai burāq. Peristiwa ini oleh Allah diabadikan di dalam Q.S. Al-Isrā’ /17: 1.
سُبْحَانَ الَّذِيْ أَسْرٰى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِيْ بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ أٰيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.
Selama ini kita selalu menyebut peristiwa ini dengan Isra Mikraj, tapi kenapa pada ayat di atas, Allah hanya menyebutkan peristiwa Isra saja? Sedang peristiwa Mikraj tidak disebutkannya?
Isra merupakan perjalan Muhammad Saw. di atas permukaan bumi dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, sedang Mikraj merupakan perjalanan Muhammad Saw. dari bumi ke langit, ke Sidratul Muntaha.
Ada dua alasan Isra disebutkan di dalam al-Qur’an, tapi tidak dengan Mikraj, sebagaimana dijelaskan oleh Abu Muhammad al-Azhari dalam bukunya al-Isrā’ wa al-Mi’rād (al-Qishshah al-Kāmilah). Dan ini tidak terlepas dari kemukjizatan yang Allah Swt yang berikan kepada Muhammad Saw.
Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa yang diberikan kepada para utusan untuk melemahkan kekuatan para musuhnya atau membungkam argumentasi mereka, misa dengan memberikan mereka tantangan untuk mendatangkan sesuatu yang menyamai atau mendekatinya.
Pertama, Isra diceritakan di dalam al-Qur’an dengan tujuan untuk melemahkan dan membungkam orang-orang kafir Mekkah. Tantangan tidak akan terjadi kecuali dengan sesuatu yang diketahui.
Orang-orang Mekkah adalah orang yang senang melakukan perjalanan berbulan-bulan untuk berdagang, berpindah-pindah tempat tujuan sesuai dengan musim. Termasuk tempat tujuan mereka adalah Palestina. Mereka mengetahui Masjidil Aqsa dan segala sesuatu yang ada di sana.
Mereka meyakini bahwa Muhammad Saw. tidak pernah pergi ke Masjidil Aqsa, tidak mengetahui tanda-tandanya, bahkan sesuatu yang ada di jalan arah ke Masjidil Aqsa. Akan tetapi ternyata Muhammad Saw. mampu menggambarkan dengan jelas Masjidil Aqsa berikut dengan tanda-tandanya, termasuk juga menggambarkan sesuatu yang didapatkannya di dalam perjalanan. Dengan begitu perjalanan Isra yang dialaminya mampu melemahkan dan membungkam argumentasi orang-orang kafir itu.
Kedua, Mikraj tidak diceritakan di dalam al-Qur’an karena tujuannya tidak untuk melemahkan atau membungkam argumentasi orang-orang kafir. Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang apapun yang ada di kerajaan langit. Kalaupun perjalanan Mikraj diceritakan kepada mereka tidak akan memberikan dampak apa-apa, karena mereka sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang hal itu.
Andaikan Mikraj ini dimaksudkan sebagai kemukjizatan Muhammad Saw. atas orang-orang kafir niscaya ia terjadi di siang hari agar mereka bisa melihat dengan mata kepala mereka. Dan nyatanya ia terjadi di malam hari yang sangat sepi, bahkan Muhammad Saw. tidak pernah menceritakan perjalanannya ke atas langit kepada orang-orang kafir.
Mikraj adalah hadiah dan anugerah yang Allah Swt. berikan kepada Muhammad Saw. karena kesempurnaannya di dalam menghamba kepada-Nya. Pada peristiwa Mikraj, Muhammad Saw. menerima perintah langsung dari Allah Swt, yaitu shalat. Shalat adalah satu-satunya perintah yang Muhammad Saw. terima tanpa melalui perantara Jibril as.
Jika Muhammad Saw. mendapatkan hadiah dan anugerah dari Allah Swt. berupa Mikraj, maka hadiah dan anugerah yang Dia berikan kepada umat Muhammad adalah shalat. Bukankah shalat adalah mi’raj orang-orang yang beriman?
Demikian penjelasan kenapa Mikraj tidak disebutkan dalam Al-Qur’an? Semoga bermanfaat.
Faishal Khair, Dosen Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Sumenep.