Khilafah.id – Khilafatul Muslimin mendadak jadi sorotan. Organisasi yang berafiliasi dengan Khilafatul Muslimin Internasional (cikal bakal khilafah islam ala minhajin nubuwah) melaksanakam konvoi yang mereka anggap sebagai pekerjaan wajib karena bernilai ibadah. Namun demikian tak sedikit pula masyarakat yang menolaknya.
Khilafatul Muslimin yang didirikan oleh Abdul Qadir Hasan Baraja, di Lampung ini, telah mendapatkan kepercayaan luas dari masyarakat. Data terakhir menyebutkan, mereka sudah memiliki anggota berjumlah 5.000 orang bahkan lebih.
Mereka telah mengakar dan beroperasi di Bandar Lampung, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Barat, Bima, Dompu, Flores, Surabaya, Klaten, Solo, Karanganyar, Purwokerto, Priayang, Bogor, Jakarta, Medan dan Bekasi, Tangerang, Sulawesi Selatan, Sorong Papua. Kota-kota itu telah menjadi basis massa penyebaran anggota Khilafatul Muslimin.
Gerakannya hampir sama dengan HTI, FPI, dan NII, yaitu ingin mengganti Pancasila. Seperti HTI, FPI dan NII, Khilafatul Muslimin menyebut Pancasila adalah toghut. Maka itu, menurut Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen Polisi Ahmad Nurwakhid mereka sama bahayanya dengan ISIS, HTI, FPI, dan NII.
Khilafatul Muslimin berkonvoi untuk menawarkan khilafah. Mereka berkampanye melalui konvoi dalam empat bulan sekali. Mereka mengibarkan bendera bertulis khilafah dan menyebarkan bulletin dan selebaran mengenai Khilafatul Muslimin. Seperti Grab dan Gojek, di buntut motornya mereka menulis: “Khilafah Solusi Umat Islam”.
Selain itu, mereka menawarkan dan mengajak masyarakat untuk bergabung. Mereka menawarkan diri bahwa dengan tegaknya sistem khilafah, maka masalah umat bakal selesai. Secara mantap dan percaya diri mereka mengaku bahwa Khilafatul Muslimin adalah solusi umat Islam.
Yang lebih gila lagi, mereka kini sudah mentahbiskan punya khilafah yang terpilih. Yaitu pendiri Khilafatul Muslimin itu sendiri: Abdul Qadir Hasan Baraja. Abdul Qadir Hasan Baraja adalah mantan anggota NII sekaligus salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bersama Abu Bakar Baasyir (ABB) dan lainya. Baraja ikut ambil bagian dalam penataran Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) pada 2000.
Oleh sebab itu, gerakan Khilafatul Muslimin ini mempunyai kaitan erat dengan NII, sebuah organisasi terbringas yang ada di Indonesia. Di sinilah bahayanya Khilafatul Muslimin sesungguhnya. Dengan anggota yang sudah mencapai lima ribuan itu, sudah nyata-nyata menjadi ancaman bagi Indonesia.
Khilafatul Muslimin telah mengaku punya khilafah yang berkeinginan untuk menguasai dan memperjuangkan sistem khilafah di berbagai negara. Ini sama persis seperti NII, yaitu Khilafatul Muslimin hanya menginginkan tegak di negara-negara yang mereka anggap memungkinkan, yaitu Indonesia. Sesuatu keinginan dan gerakan yang bertentangan dengan falsafah bangsa dan berpotensi melahirkan gerakan terorisme. Untuk itu, tidak ada kata lain untuk mengonter aksi-aksi atau minimal kita bisa memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi.
Nurwakhid menyampaikan setidaknya ada tiga parameter yang bisa dipakai dalam melihat Khilafatul Muslimin. Di antaranya: Pertama, aspek ideologi sangat berbahaya dengan memiliki cita ideologi khilafah di Indonesia sebagaimana HTI, JI, JAD maupun jaringan terorisme lainnya. Walaupun dalam pengakuan mereka tidak bertentangan dengan Pancasila. Namun, ideologi mereka adalah mengkafirkan sistem yang tidak sesuai dengan pandangannya.
Kedua, secara historis. Pendiri gerakan ini sangat dekat dengan kelompok radikal seperti NII, MMI dan memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme. Baraja telah mengalami dua kali penahanan. Penahanan pertama, terjadi pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman dan ditahan selama tiga tahun. Selanjutnya, ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun karena berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal 1985.
Ketiga, dampak ideologis, gerakan ini memiliki visi dan ideologi perubahan sistem sangat rentan bermetamorfosa dalam gerakan teror. Contohnya seperti terjadi kasus tersangka teroris di Bekasi yang ditemukan di kontrakannya, kardus berisi Khilafatul Muslimin dan logo bordir Khilafatul Muslimin. Selain itu, gerakan organisasi ini mudah berafiliasi dengan jaringan kelompok teror seperti ISIS, bahkan Khilafatul Muslimin telah digolongkan berbaiat kepada ISIS.
Mengetahui hal ini, pembaca mesti sadar bahwa Khilafatul Muslimin adalah organisasi berbahaya. Karena berbahaya patut kita antisipasi. Dengan mengetahui rekam jejak, afiliasi, tokoh, anasir, dan propaganda yang dilakukan, serta bagaimana narasi yang dibuat di websitenya, dan penyebaran ideologinya di dalam brosur-brosur di masjid dan jalan, menjadi ancaman telak bagi keutuhan ideologi Pancasila Indonesia. Oleh sebab itu, kita patut melawannya.
*Artikel ini merupakan muat ulang dari Editorial Harakatuna.