Khilafah.id – Radikalisme merupakan paham keagamaan garis keras yang patut diwaspadai. Paham menyesatkan ini telah menyebar ke pelbagai wilayah seantero dunia, tak terkecuali di Suriah.
Mendengar sebutan Suriah, pasti terbersit bahwa itu termasuk satu-satunya negara di mana organisasi teroris kelar internasional Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) berkuasa.
Ideologi ISIS yang membahayakan itu sudah memakan banyak korban, baik di dalam maupun di luar negeri. Seorang warga asing asal Jerman terpapar doktrin ISIS dan memilih bergabung dengannya.
Dialah Lucas Glass. Lelaki berdarah Jerman ini masuk Islam saat usianya 15 tahun karena terinspirasi dari ibunya yang mualaf sekitar 10 tahun sebelumnya. Memang benar, bahwa pengaruh orangtua, terlebih ibu benar-benar kuat dalam menentukan masa depan anaknya, termasuk dalam memilih keyakinan atau agamanya.
Tapi, Glass merasa Jerman kurang tepat menjadi tempat belajar Islam dengan baik. Sehingga, ia merasa sangat sulit mendapatkan kehidupan religius yang diinginkannya. Akhirnya, Glass terperdaya propaganda ISIS yang menjanjikan negara Islam sesungguhnya untuk kaum Muslim.
ISIS memang lincah bersilat lidah. Organisasi teroris ini pasti punya jurus jitu menghinotis sasarannya. Iming-iming kehidupan yang mewah dan terjamin pasti dijadikan modus promosi. Glass yang masih awam akan semua itu manut dan ikut saja.
Glass kemudian hijrah ke Suriah. Meninggalkan tanah airnya sendiri. Glass masih ingat saat itu ia berusia 19 tahun. Glass tak ditempatkan di garis depan peperangan tapi ditugaskan di satuan kepolisian yang merazia rokok dan narkoba di mobil-mobil karena karena punya cedera.
Selepas 2 tahun lamanya bergabung dengan ISIS barulah Glass menyadari kebusukan organisasi ini. Itu semua dimulai dari Glass melihat video propaganda kelompok teroris itu yang membunuh, membakar, dan menenggelamkan orang.
Tindakan anarkis yang dilakukan orang ISIS, bagi Glass, jelas melenceng dari Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. Pemuda Jerman ini memutuskan hengkang. Namun, ia ditahan ISIS hingga akhirnya Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS menemukannya. Ia pun ditahan SDF di Suriah lantaran masih dianggap sebagai bagian dari ISIS.
Glass menyesal mengingat sesuatu yang sudah-sudah. “Saya ditipu. Kami semua ditipu. Semua warga asing dan ribuan Muslim yang bergabung dengan ISIS telah ditipu,” sesalnya. Di tengah penyesalan yang mendalam, Glass bersyukur karena Tuhan masih mencintainya, sehingga ia mendapatkan hidayah dan bertobat.
Khalilullah, Alumni UIN Jakarta.