Khilafah.id – Generasi Z, yaitu terdiri dari mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, menghadapi tantangan khusus dalam menjaga kesehatan mental mereka di era digital dan global saat ini. Artikel ini akan mengulik lebih dalam tentang beberapa faktor-faktor yang menjadi penyebab utama terganggunya mental health pada kalangan generasi Z berdasarkan sumber-sumber terpercaya dan juga penelitian yang sudah ada.
Artikel ini mengidentifikasi beberapa permasalahan utama yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental pada generasi Z. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor berikut ini, kita dapat mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam mendukung kesehatan mental kepada anak, saudara, orang terdekat ataupun diri kita sendiri.
Penting bagi orangtua, pendidik, dan masyarakat secara keseluruhan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan menyediakan sumber daya yang diperlukan bagi generasi Z untuk mendukung pertumbuhan dengan kesehatan mental stabil dan emosional yang baik.
Teknologi dan Media Sosial yang Berlebihan
Generasi Z tumbuh dewasa seiring dengan kemajuan teknologi dan popularitas media sosial yang pesat. Penggunaan yang berlebihan dari teknologi dan media sosial telah berkontribusi pada meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental pada remaja.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan kesepian pada generasi ini (Twenge, 2017). Jika dipergunakan dengan tidak bijak maka dapat berakibat pada kurangnya rasa percaya diri, daya saing yang tinggi, juga rasa malas untuk bersosialisasi dengan oranglain.
Perbandingan Sosial dan Perlakuan Buruk di Media Sosial
Media sosial memberikan platform bagi generasi Z untuk membandingkan diri dengan orang lain, yang dapat meningkatkan risiko rendah diri dan depresi. Penelitian menunjukkan bahwa pembandingan sosial yang terus-menerus terkait dengan penggunaan media sosial dapat menurunkan harga diri dan kebahagiaan pada generasi ini (Kross et al., 2013).
Selain itu, adanya cyberbullying di media sosial juga menyebabkan efek negatif pada kesehatan mental remaja (Hinduja & Patchin, 2018).
Tingkat Stres Akademik yang Tinggi
Tingkat stres akademik yang tinggi menjadi salah satu permasalahan utama yang dapat mempengaruhi kesehatan mental generasi Z. Persaingan yang ketat di sekolah dan tuntutan performa yang tinggi dapat berdampak negatif pada kesejahteraan jiwa mereka. Penelitian menunjukkan bahwa adanya tekanan akademik yang tinggi meningkatkan gejala kecemasan dan depresi pada remaja (LeMoyne & Buchanan, 2011).
Ketidakpastian Masa Depan
Generasi Z hidup dalam masa ketidakpastian dengan kondisi sosial dan ekonomi yang tidak stabil. Ketidakpastian tentang pekerjaan, perubahan iklim, dan banyak tantangan global lainnya dapat meningkatkan kekhawatiran dan kecemasan pada generasi ini. Penelitian menemukan bahwa ketidakpastian masa depan berhubungan dengan peningkatan gejala gangguan kecemasan dan depresi pada generasi ini (Gallagher, 2020).
Kurangnya Keterlibatan Sosial dan Kurangnya Aktivitas Fisik
Generasi Z terkadang mengalami kurangnya keterlibatan sosial dalam kehidupan sehari-hari mereka, serta menghabiskan waktu yang lebih sedikit untuk beraktivitas fisik. Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya keterlibatan sosial dan kegiatan fisik dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental pada generasi ini (Lissak, 2018).
Kurangnya interaksi sosial dan aktivitas fisik dapat mengurangi dukungan sosial dan kepuasan emosional yang diperlukan untuk menjaga kesehatan mental yang baik.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, kesehatan mental pada remaja merupakan isu yang penting dan kompleks. Dari data sumber yang ada menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental adalah hal yang umum dihadapi oleh remaja di seluruh dunia.
Memahami faktor penyebab, dampak, dan memprioritaskan dukungan terhadap kesehatan mental remaja adalah langkah-langkah yang penting untuk mempromosikan kesejahteraan jiwa mereka.
Dalam masyarakat yang lebih saling peduli dan terbuka, kita dapat menciptakan lingkungan yang membantu remaja mengembangkan diri remaja secara penuh dan menjadi generasi masa depan yang sehat secara mental.
Annastasya Siswanto, Mahasiswa Psikologi.