Munandar: Eks-HTI yang Menentang Dakwah Ustadz HTI

Munandar

Khilafah.id – Takdir telah mengantarkan saya bertemu dengan seorang teman yang mengajak saya bergabung dengan majelis dakwah. Saya belum begitu paham, apalagi belum menelaah rekam jejak ustaz yang nanti bakal ngajar, sehingga saya terjebak dalam sebuah majelis kelompok radikalis.

Kali pertama saya berada di majelis itu, ustaznya sangat ramah, sangat santun, bahkan sangat mengayomi. Sikap ustaz dalam berdakwah laiknya sikap seorang ibu yang mencintai anaknya. Ibu tidak ingin buah hatinya terjerembab dan terjatuh dalam kesesatan. Ibu pengin banget melihat buah hatinya berada dalam kesuksesan.

Sayang, setelah semua anggota majelis, termasuk saya, dibimbing selama berbulan-bulan, diperhatikan setiap pertemuan, sampai di-support segala keinginan, pada saat penutupan semua anggota dijebak dengan pertanyaan yang menyesatkan atau lebih tepatnya yang mengajak kita menjadi teroris. Kurang lebih pertanyaannya begini: “Yang tidak mengikuti hukum syariat itu Islam atau kafir? Indonesia mengikut sistem syariat Islam? Karena tidak, berarti Indonesia negara kafir. Maka, orang kafir halal darahnya, benarkah?”

Semua anggota majelis membenarkan ajakan kafir-mengafirkan si ustaz setelah “dicekoki” pelajaran tentang keislaman yang sebelumnya saya belum mengerti kalau pesan dakwah yang ia sampaikan adalah dakwah garis keras, dakwah yang keliru, bahkan dakwah yang menyesatkan orang lain. Hati saya memberontak saat itu pula. Saya bersyukur Tuhan saat itu juga menyadarkan saya, sehingga saya tidak masuk terlalu jauh.

Sesegera mungkin saya menghindar dari kelompok garis keras itu. Saya tidak percaya lagi bertemu ustaz yang hanya manis di mulut, tapi menyakitkan di hati. Ustaz semacam itu memiliki kepribadian ganda. Satu waktu dia bisa jadi baik, lain waktu dia bisa jadi jahat. Saya hanya merapal doa agar setiap langkah terselamatkan dari segala kesesatan dan terus terjaga dari segala kejahatan.

Sampai detik ini terus saya pekikkan dalam hati yang paling dalam: Saya, Munandar, akan berjanji berjihad memerangi kelompok garis keras. Mungkin lewat seorang guru yang berpemikiran moderat, saya akan dihantarkan meraih kemenangan di medan perang ini. Saya terus optimis, setiap perbuatan baik akan meraih kemenangan. Sedang, perbuatan buruk akan berakhir dengan kehancuran.

Khalilullah, Lulusan Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Redaksi Khilafah.ID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Sebuah Pertanyaan untuk Nasionalisme

Kam Nov 25 , 2021
Khilafah.id – Sempat bimbang untuk memilih menulis, dan, atau tidak menuliskannya atas apa yang saya baca dan pahami. Dan yang namanya memilih, itu mestilah kita paham ada konsekuensi, ada lebih dan ada kurang. Ada baik dan ada juga buruk. Itu sudah menjadi hukum alam. Dunia memang seringkali tidak sesempurna harapan […]
Nasionalisme