Khilafah.id – Setelah sekian bulan membuat geger warga Kota Kediri, Rizal Ahmad (35) warga RT01, RW 01 Kelurahan Tamanan Kecamatan Mojoroto, akhirnya dibawa tim gabungan terdiri Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan Satpol PP dikirim ke Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Dugaan sementara, yang bersangkutan terobsesi dengan berdirinya Negara Islam di Indonesia.
Saat ditanya, Rizal yang dikenal sebagai keluarga Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Kediri ini, sebenarnya berniat akan melanjutkan dakwah ke Aceh. “Saya ini tokoh HTI, saya akan tegakkan Khilafah Islamiyyah demi mewujudkan negara Islam,” jelasnya.
Atas desakan warga di Kelurahan Tamanan, yang telah mengumpulkan ratusan tanda tangan dan meminta pertanggungjawaban pemerintah kota, akhirnya Rizal yang berulangkali membuat ulah, baik di lingkungannya hingga memasuki kawasan Pondok Pesantren Lirboyo, dan sejumlah kantor, terpaksa dibawa tim gabungan ke rumah sakit jiwa.
Dengan pengawalan ketat dari Satol PP, TNI dan Polri, proses evakuasi terhadap tokoh HTI ini memakan waktu satu jam lebih. “Saya HTI, begitu juga keluarga saya. Saya ini hanya diantar untuk berobat, kemudian saya akan ke Aceh untuk syiar agama. Saya tidak kenal teroris, HTI itu cinta damai, karena agama kami mengajarkan itu. Tidak perlu teriak–teriak atau dengan kekerasan,” jelas Rizal, sehari–hari mengaku berjualan jajanan dan telur asin.
Kabid Trantibum Satpol PP, Nur Khamid menjelaskan, bahwa pihaknya terpaksa melakukan evakuasi karena yang bersangkutan telah menggangu ketenteraman. Kejadian terakhir pada Minggu malam. “Kami sebenarnya telah melakukan kesepakatan saat di Polsek Mojoroto kemudian melakukan pertemuan berulangkali dengan pihak kelurahan. Namun karena tidak menemukan solusi, akhirnya tim gabungan dari Dinsos, Dinkes dan Satpol memutuskan dibawa ke rumah sakit jiwa,” jelas Nur Khamid.
Menurut keterangan warga, Rizal dan keluarganya memang dikenal sebagai pengikuti HTI. Bahkan kakaknya juga sebagai ketua HTI di Kediri Raya. Sesungguhnya, warga tidak masalah, tetapi karena sering membuat ulah, maka, warga sepakat menyerahkan kepada pihak berwajib.
Musyfiq Hasan, Pengamat HTI.