Khilafah.id – Sebelas tahun telah berlalu sejak Osama bin Laden, pendiri al-Qaeda, tewas dalam sergapan tentara Amerika Serikat di Abbottabad, Pakistan. Organisasi yang dipimpin bin Laden pernah dianggap sebagai kelompok jihadis yang paling mematikan di dunia. Mereka menggerakkan ribuan orang yang siap bertempur.
Al-Qaeda juga diyakini memiliki sumber pendanaan yang besar. Namun seiring kematian bin Laden dan kemunculan ISIS, kekuatan dan pengaruh al-Qaeda secara perlahan melemah. Jadi seberapa kuat pengaruh kelompok ini sekarang, dan ancaman apa yang mereka bisa lancarkan untuk menganggu keamanan global?
Bangkit diam-diam
Ketika ISIS mendominasi pemberitaan media massa di seluruh dunia selama beberapa tahun terakhir, al-Qaeda menjalankan strategi untuk membangun dan memimpin aliansi dengan kelompok lain. Mereka melakukan ini secara diam-diam.
Dalam laporan terbarunya, Badan Intelijen Nasional Amerika Serikat mengingatkan bahwa pimpinan al-Qaeda tengah memperkuat jejaring komando global.
Al-Qaeda juga disebut terus mendorong serangan terhadap AS dan negara barat lainnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam laporan tentang ancaman terorisme global yang terbit awal 2019, menyebut al-Qaeda “muncul dengan ambisi yang lebih besar.”
Kelompok itu juga disebut “tetap kuat dan aktif di beberapa wilayah, serta berambisi untuk lebih menancapkan pengaruh di dunia internasional”.
Februari lalu, pimpinan badan telik sandi Inggris, Alex Young, juga menggarisbawahi potensi ancaman kebangkitan al-Qaeda.
Jaringan kerja sama
Operasi militer sengit AS yang berbasis pesawat nirawak, pimpinan yang dibunuh hingga tantangan dari ISIS memaksa al-Qaeda menerapkan taktik baru.
Mereka berhasil mengembangkan kerja sama baru atau ‘membuka cabang’ di Afrika, Timur Tengah, dan Asia bagian selatan.
Koalisi baru mereka adalah kelompok milisi lokal yang berakar kuat di masyarakat setempat dan telah berjanji setia pada kepemimpinan al-Qaeda.
Tidak seperti ISIS, al-Qaeda secara hati-hati tidak mengasingkan penduduk setempat.
Bagian dari strategi baru mereka adalah membangun kerja sama lokal dan ikut serta dalam proyek pengembangan masyarakat.
Tahun 2013, al-Qaeda menerbitkan ‘Panduan Umum Berjihad’ yang memperkenalkan pembaruan besar di dalam organisasi mereka.
Dokumen itu menekankan pendekatan berbasis masyarakat yang lebih terkendali. Mereka memerintahkan simpatisan untuk menghindari perbuatan yang berpotensi memicu pemberontakan massa.
“Al-Qaeda memutuskan untuk fokus pada isu lokal, seperti korupsi atau marginalisasi, lalu menyelipkannya ke agenda jihad berskala global,” kata Elisabeth Kendall, peneliti senior di Pembroke College, Oxford.
“Dengan begitu, mereka bertindak sebagai ‘penyelamat’ warga lokal dan menempatkan diri mereka sebagai ‘orang baik-baik yang berjihad’, yang bertolak belakang dengan ISIS yang brutal,” ujar Kendall.
Al-Qaeda secara stabil meningkatkan serangan melalui sejumlah cabang dan kolega mereka. Selama 2018 mereka melancarkan 316 serangan di seluruh dunia, merujuk data The Armed Conflict Location & Event Data Project.
Cabang al-Qaeda
- Al-Qaeda di Islam Maghreb (AQIM) terbentuk tahun 2006 saat kelompok milisi berbasis di Aljazair bergabung dengan al-Qaeda. Akibat penindakan oleh tentara Aljazair, organisasi ini memindahkan basis mereka ke Afrika Barat dan kawasan di sekitar Sahara utara dan Sudan.
- Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) dibentuk tahun 2009 sebagai gabungan jaringan jihadis di Yaman dan Arab Saudi.
- Al-Qaeda di Sub-benua India (AQIS) beroperasi di Afganistan, Pakistan, India, Myanmar dan Bangladesh. Organisasi ini dibentuk September 2014.
- Jama’at Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM) merupakan gabungan beberapa kelompok milisi di Mali dan Afrika Barat.
- Al-Shabaab aktif di Somalia dan Afrika Timur. Mereka bersumpah setia pada al-Qaeda tahun 2012.
- Hayat Tahrir al-Sham (HTS) adalah gabungan beberapa kelompok milisi Suriah. Saat ini mereka mengendalikan provinsi di utara Suriah Idlib.
- Al-Qaeda di Mesir berisi beberapa grup milisi yang beraksi di Semenanjung Sinai.
Pemimpin Masa Depan?
Pada pidatonya tahun 2015, pimpinan al-Qaeda saat ini, Ayman al-Zawahiri, memperkenalkan lelaki muda sebagai sosok agresif dan berbahaya dari jaringan teroris yang dibangun bin Laden.
Pria muda itu bernama Hamza bin Laden, putra Osama yang dikenal luas sebagai pimpinan masa depan organisasi itu.
AS secara resmi telah memasukkan Hamza ke daftar teroris internasional. AS menawarkan imbalan sebsear US$1 juta (Rp14 miliar) bagi orang yang membocorkan keberadaannya.
Lelaki berusia 30 tahun itu telah dipromosikan sebagai bintang terang oleh situs berita pendukung al-Qaeda. Mereka berharap Hamza mampu menginspirasi generasi baru jihadis dan menyegarkan kembali al-Qaeda.
Dalam beberapa tahun terakhir, Hamza telah merilis pesan audio dan video yang mendorong pengikutnya menyerang AS dan negara barat sebagai balasan atas kematian Osama.
Menurut Lina Khatib, koordinator isu Timur Tengah dan Afrika Barat di lembaga kajian Chatham House, “berakhirnya kekhalifahan ISIS mendorong jaringan al-Qaeda untuk lebih bijaksana dan cerdas terkait operasi mereka.”
“Al-Qaeda sekarang lebih bergantung pada pimpinan yang pandai bersiasat. Ini membuat Hamza bin Laden meraup dukungan untuk menggantikan ayahnya,” kata Khatib.
Zulfiqar Ali, BBC Reality Check.