Khilafah.id – Penyebaran ideologi radikal-teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) cukup masif, lebih-lebih di media sosial. Akan sangat mungkin banyak warganet atau netizen terpengaruh dengan bujuk rayunya. Salah seorang warga asing yang terpapar doktrin ISIS adalah Shamima Begum. Begum adalah wanita keturunan Bangladesh berkewarganegaraan Inggris.
Begum hijrah ke Suriah pada 2015 saat usianya masih 15 tahun. Ia terperdaya video propaganda yang menjanjikan kehidupan yang baik di bawah kekuasaan ISIS.
Secara akal sehat, sangat sulit ISIS mempengaruhi warga Inggris yang jaraknya cukup jauh ke Suriah. Tapi, ISIS menggunakan media sosial untuk menjangkau ke sana.
Apalagi, Begum terbuai dengan modus kehidupan yang mewah plus gratis yang dijanjikan ISIS. Padahal, jika dicerna dengan baik-baik bahwa tidak ada orang yang memberi secara cuma-cuma. Pasti mereka punya kepentingan di balik itu semua.
Di negara Timur Tengah itu, Begum bertugas sebagai polisi moral yang mengawasi penegakan aturan, seperti pakaian wanita. Ia bahkan boleh membawa senapan saat bertugas.
Tugas Begum memang benar adanya. Sebab, ISIS mewajibkan perempuan di Suriah memakai cadar. Perempuan yang menolak atau melanggar akan mendapatkan hukuman.
Begum pun menikah dengan militan ISIS dan punya 3 anak. Dua anak pertamanya meninggal dunia, sedangkan anak bungsunya lahir di kamp pengungsian dan hanya mampu bertahan sekitar 1 bulan akibat infeksi paru-paru.
Tapi, selang beberapa tahun gabung dengan ISIS, Begum sadar bahwa ini semua tidak benar. Begum pun menjadi sorotan media internasional saat meminta maaf dan minta dipulangkan ke Inggris.
Sayangnya, pemerintah Inggris menerbitkan perintah pembatalan kewarganegaraan Inggrisnya pada Februari 2019. Mereka pun menegaskan Begum tak akan pernah diizinkan kembali ke Inggris.
Segala keputusan pemerintah Inggris membuat Begum pasrah. Karena, itu kesalahannya sendiri. Begum tahu bahwa segala bentuk pilihan pasti ada konsekuensinya.
Khalilullah, S.Ag., M.Ag., Penulis dan pengarang buku-buku keislaman.