Khilafah.id – Terorisme bukanlah ideologi yang baru-baru ini muncul di permukaan. Sudah lama, semenjak Nabi Muhammad masih hidup biang terorisme terlihat dari sikap egois Dzul Khuwaisirah yang menyesatkan Nabi. Kemudian, paham ini berkembang dan membentuk sebuah kelompok Khawarij (Oposisi) pada pemerintahan Sayyidina Ali Ibnu Abi Thalib.
Akhir-akhir ini terorisme membentuk ragam kelompok yang terorganisir dengan rapi. Mulai organisasi lokal Jamaah Islamiyah (JI) hingga organisasi internasional Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Ragam organisasi teroris tersebut didesain dengan doktrin yang berbeda-beda, meski tujuannya sama. Baik doktrin mendirikan Negara Islam maupun doktrin jihad melawan orang kafir.
Paham teror termasuk bagian dari radikalisme (paham eksklusif dan keras). Paham ini banyak mempengaruhi mindset orang, tak terkecuali di Indonesia. Warga Indonesia yang terpapar terorisme salah satunya adalah Machmudi Haryono alias Yusuf Adirima. Yusuf bergabung dalam pusaran radikalisme puluhan tahun silam di Surabaya. Bahkan, Yusuf tahu betul pelaku bom bunuh diri Surabaya keluarga Dita dan Tri.
Yusuf pernah bergabung dalam organisasi teroris, yaitu Jamaah Islamiyah (JI) dan mujahidin Moro Islamic Liberation Front (Filipina). Saat di Surabaya, Yusuf menjalani beberapa aktivitas. Di antaranya, daurah (berkumpul mendengarkan ceramah), bertemu ikhwan-ikhwan (sebutan teman/saudara laki-laki yang biasanya satu afiliasi).
Yusuf terpapar terorisme berawal dari nonton Perang Bosnia (1995) di mana sekitar 7 ribu Muslim meninggal dalam tragedi ini. Orang-orang Serbia membantai mereka dengan sadis dan membuang mayat mereka begitu saja dalam kuburan massal. Maka dari itu, Yusuf terdorong untuk berjihad membalas kekejaman yang dilakukan orang Serbia tersebut.
Dorongan jihad yang memuncak mampu mencuci otak Yusuf mengkafirkan Negara Bangsa (Nation State), termasuk negaranya sendiri Indonesia. Indonesia dituding kafir, karena negara ini tidak menggunakan sistem yang bersyariat Islam, yakni Khilafah.
Kini Yusuf tobat dari paham teror yang menyesatkannya dulu. Yusuf kembali ke pangkuan NKRI sebagai tanah air di mana dia dilahirkan dan dibesarkan. Yusuf bertransformasi menjadi pebisnis kuliner dan rental mobil. Dan, inilah kehidupan yang sesungguhnya.
Khalilullah, Lulusan Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.