Abu Rusydan; Tokoh Sentral JI yang Cukup Populer di Medsos

Abu Rusydan

Khilafah.id – Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri memeriksa terduga teroris Abu Rusydan alias T secara intensif. AR yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, pada 10 September 2021 lalu, merupakan salah satu tokoh sentral dalam kelompok Jemaah Islamiyah (JI).

“Setelah ditangkap, AR saat ini terus diperiksa secara intensif untuk lebih memperdalam berbagai pemikiran dan strategi yang dipersiapkan bagi Jemaah Islamiyah ke depan,” kata Kabag Ban Ops Densus 88 Mabes Polri Kombes Aswin Siregar, dikutip dari Antara, Jum’at lalu.

AR alias T merujuk kepada Abu Rusydan. Berdasarkan catatan Densus 88, AR adalah tokoh senior dalam kelompok JI. Ia merupakan salah satu perumus Pedoman Umum Pergerakan Jemaah Islamiyah (PUPJI) tahun 1998 yang kemudian menjadi ruh utama bagi JI.

Aswin mengatakan, dari PUPJI ini, Para Wijayanto sebagai pimpinan tertinggi atau Amir JI sejak 2008, melakukan pengembangan metodologi pergerakannya dengan strategi penguasaan wilayah Total Amniyah System Total of Solution (TASTOS) dengan orientasi melakukan jihad global.

“AR terungkap menjadi simpul penting dalam perjalanan JI dari masa ke masa,” ujar dia. AR pernah ditangkap pada 2003 dan divonis 3,5 penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena menyembunyikan pelaku bom Natal 2000, Ali Gufron.

Namun, kata Aswin, penjara tidak membuat AR jera. Aktivitas AR terus berlanjut hingga akhirnya tertangkap kembali pada pekan lalu. Penangkapan terhadap AR dilakukan setelah Densus 88 menemukan titik terang dari penangkapan beberapa anggota JI sebelumnya yang menyatakan bahwa AR merupakan salah satu tokoh sentral dalam pergerakan JI selama ini.

AR bahkan terbukti sering tampil dalam berbagai acara Syam Organizer, lembaga penampung dan penyalur dana bagi JI. Beberapa pengurus dan donatur berhasil diungkap polisi pada Agustus 2021. Aswin menyebut, AR dengan sengaja tidak menjadi bagian dari struktur JI untuk terhindar dari endusan aparat.

Berdasarkan hasil investasi, menurut Aswin, diketahui bahwa AR merupakan orang yang menganjurkan metode militer (Tanzim Askari) agar terus dilanjutkan oleh JI dan menjaga hubungan dengan para pejuang di Afghanistan.

Dalam temuan lain, AR menganjurkan agar JI selalu mendukung bangsa Moro dan Suriah demi mewujudkan nubuwah akhir zaman di Syam. Tak hanya itu, AR adalah perumus Multazim bin Multazim (anak dari bapak) dalam pusat latihan teror JI yang dikenal dengan nama “Sasana”.

Aswin menyatakan, Abu Rusydan merupakan konseptor utama dalam merancang masa persiapan teror, rekrutmen anggota baru, kebijakan-kebijakan JI pada masa darurat, hingga sanksi bagi anggota JI yang tidak disiplin.

AR juga cukup populer di media sosial. Berbagai video tausiahnya kerap beredar. “Sebagian teroris yang ditangkap sering kali dikenal sebagai penceramah agama dalam lingkungannya. Namun, pada dasarnya mereka adalah jaringan teroris. Kita jangan sampai terkecoh,” ujar Aswin.

Sederet catatan keterlibatan AR dalam pergerakan JI menjadi bukti bagi Densus 88 untuk menangkapnya. Aswin mengatakan, Densus 88 selalu mencermati perilaku terduga teroris dan mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk menangkap mereka.

Tsarina Maharani, Reporter Nasional, Memulai karier wartawan sejak 2017. Bergabung dengan Kompas.com pada 2019, menulis berita-berita politik dan hukum.

Redaksi Khilafah.ID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Representasi Islam Teroris dan Khilafahis dalam Film ‘Redemption Day’

Rab Jan 12 , 2022
Khilafah.id – Film “Redemption Day” menceritakan tentang kehidupan seorang kapten marinir Amerika Serikat bernama Brad Paxton yang dibayangi masa lalunya ketika menjalani misi di Suriah. Benarkah menjadi representasi Islam teroris dan khilafahis? Belum selesai dengan masa lalunya, Paxton dihadapkan dengan peristiwa penyanderaan terhadap istrinya yang merupakan seorang arkeolog. Penyanderaan ini […]
Islam