Khilafah.id – Dalam kehidupan keumatan dan kemanusiaan yang begitu majemuk, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal mengajak kembali menggali teladan toleransi atau tasamuh dari akhlak Rasulullah Muhammad.
Ajakan itu disampaikan oleh Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini pada Rabu (25/9) dalam Gerakan Subuh Mengaji (GSM) ‘Aisyiyah Jawa Barat “Gerakan Spiritualitas Ihsani Muhammadiyah di Era Disrupsi” yang ditayangkan melalui Channel YouTube TvMU Channel.
Sebagai utusan tentu banyak pelajaran yang bisa didapatkan dari sejarah kehidupan Rasulullah Muhammadiyah, termasuk dalam membangun relasi dengan kelompok maupun komunitas lintas iman. Fathur menyebut, rasa kemanusiaan yang dimiliki Rasulullah itu otentik dalam bingkai bimbingan Allah SWT.
Bahkan dalam salah hadis Rasulullah Muhammad menyebut dengan tegas, siapapun yang menzalimi orang-orang non-muslim diancam tidak akan pernah mencium wanginya surga. Pesan yang disampaikan oleh Rasulullah ini masih berlaku sampai dengan masa khulafaur rasyiddin.
Tidak hanya itu, rasa kemanusiaan yang dimiliki oleh Rasulullah juga dapat disaksikan tatkala memperlakukan tawanan perang. Seperti kisah tawanan perang atas nama Tsumamah bin Utsal, Kepala Suku Bani Hanifah yang ditangkap oleh para Sahabat ketika akan menuju Mekkah.
Sebagai informasi, Tsumamah ini menjadi pemimpin yang paling ditakuti di Jazirah Arab pada masa itu, dia juga terkenal akan kekejamannya kepada para Sahabat atau kaum muslim. Tidak hanya itu, Tsumamah juga pernah merencanakan pembunuhan kepada Rasulullah Muhammad.
“Rasulullah meminta kepada keluarganya untuk menyiapkan minuman susu yang terbaik, adonan roti yang paling istimewa, kepada seorang yang dimuliakan sebagai tamu, padahal boleh dikata ini adalah tawanan militer, dia banyak melakukan penzaliman dan pembunuhan kepada sahabat,” katanya.
Rasulullah Muhammad mengontrol Tsumamah selama masa penahanan, tidak ada intimidasi, kata-kata kotor, dan membully apalagi fisik. Padahal jika mau, tentu umat Islam saat itu akan sangat mudah untuk menghukumnya secara sepadan atas kejahatan yang pernah dilakukan.
Kemudian pada hari ketiga penahanan, Tsumamah setelah ditanya Rasulullah, Tsumamah ingin melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Namun sebelum melakukan perjalanan, dia menyampaikan bahwa ingin memeluk Agama Islam, sebab Islam yang dipraktikkan Rasulullah begitu baik dia rasakan.
Ajaran Islam yang dipraktikkan oleh Rasulullah Muhammad mampu mengubah Tsumamah yang awalnya sangat membenci Islam, Rasulullah, dan Kota Madinah menjadi begitu mencintai Islam, Rasulullah, dan Kota Madinah.
Ahmad Fairozi, Ulama muda kebanggaan NU.