Fatih Karim: Dai Khilafahisme yang Salah Kaprah

Fatih KArim

Khilafah.id – Muhammad Fatih Karim selama ini orang kenal sebagai Founder dan CEO sebuah perusahaan Event Organizer, dan beberapa yayasan pecinta Al-Qur’an. Tak banyak orang tahu, bahwa ia juga salah satu orang penting dalam organisasi terlarang di Indonesia: HTI.

Bahkan karena kecanggihannya Fatih, seorang Felix Siauw bisa mengenal Islam dan sama-sama aktif berdakwah bersamanya untuk mengobral pemahaman HTI. Lantas bagaimana doktrin yang dia lakukan selama ini?

Doktrin Islamisme

Fatih dalam tiap dakwahnya, selalu memainkan hukum Tuhan dengan cara menakut-nakuti. Cerita-cerita sadis bahkan seolah kesadisan Tuhan, ia obral kepada pengikutnya supaya ia percaya kepada apa yang Fatih katakan.

Misalnya, ia pernah mengomentari tentang perayaan tahun baru dan Vdays. Fatih lantas membawa isu itu kepada konflik-konflik Islam. Menurutnya, segala huru-hara kehidupan di dunia ini bentuk dari perayaan yang menyimpang dari Islam, salah satunya merayakan tahun baru dan Vdays.

Atas perayaan tahun baru dan Vdays, ia mengatakan haram karena tradisi tersebut bukanlah budaya Islam. Menurutnya, mengucapkan dan membiarkan itu sama dengan merayakannya. Satu hal yang menggelitik, Fatih mengatakan bahwa banyak orang yang paham Islam tapi tidak melaksanakan kewajibannya tetapi melakukan kemaksiatan. Hal tersebut dilihat katanya dari ucapan dan tindakan merayakan tahun baru. Padahal menurutnya, hal tersebut haram dan mendekatkan pada kemaksiatan.

Klaim-klaim seperti itu memang sudah terbiasa di dalam keagamaan HTI. Ekstrem dan angker. Tapi apakah benar bahwa orang hanya mengucapkan saja itu sudah masuk dalam kategori ikut merayakannya dan mendapat dosa? Ini fikih dari mana?

Jika kita telaah mengapa HTI melakukan nalaf fikih yang ekstrem, karena hal tersebut bentuk dari konter tradisi Barat. Sejak awal kita tahu, HTI memang ingin memberangus Kebaratan, seperti liberalisme, komunisme, dan kapitalisme. Namun sayangnya, HTI hanya mandeg pada term khilafah. Dan itu masih ditolak mentah-mentah oleh negara-bangsa di seluruh dunia.

Bermodalkan Khilafah

Hanya bermodalkan menyudutkan pemahaman yang lain, lalu dihadap-hadapkan dengan masalah-masalah mutakhir tidak menjadi jaminan HTI diterima di hati masyarakat. Apalagi dengan cara membenci dan ingin menggantinya, seperti mereka lakukan pada Pancasila Indonesia.

Hidup tak sekadar bisa mengatakan takwa, takbir dan khilafah. Menjadi manusia mulia jelas berawal dari bagaimana mengolah diri dengan praktik-praktik baik, seperti tidak memusuhi apa yang telah ada dan tersepakati. Sebab, misalnya, jika HTI terus ingin merong-rong Pancasila dan keindonesiaan, maka sesunggunya ia merong-rong keHTIannya sendiri. Pancasila dan keIndonesiaan semakin solid dan kuat.

Apalagi hanya mengandalkan khilafah-khilafah. Negara Indonesia sudah begitu tentram dan bahagia dengan Pancasilanya. Indonesia sudah begitu nyaman dengan tradisinya. Khilafah sebagai iming-iming belaka mendapatkan kehidupan seperti di zaman Sahabat Nabi, adalah lelucon belaka. Itu seperti bicara kepada buaya Manahan Solo. Dapat ibrahnya tidak, potensial menjalani maut, iya.

Dakwah Kibul Fatih

Dakwah Fatih selama ini masih terus melakukan doktrin HTI. Terakhir ia masuk ke Lapas untuk melakukan pendekatan dan perekrutan terhadap para napi. Bahkan ia mencoba membangun imej dengan cara mendekati beberapa artis untuk dijadikan sebagai legitimasi bahwa dia sudah berjejaring dengan artis. Nantinya ia akan mengatakan kepada semua orang dan pihak, “artis saja mau masuk HTI, masak kalian tidak?” “Baim Wong saja mau bekerjasama dengan HTI, masak kalian tidak?”

Cara-cara tersebut sudah lama mereka lakukan. Seseorang yang moncer, keren, berpengaruh, dan kaya raya, dijadikan sebagi beground oleh orang-orang HTI. Dari praktik ini, kemudian masyarakat tertarik untuk masuk dan bergabung dengan mereka. Untuk melakukan praktik itu, hanya Fatih yang bisa melakukannya.

Doktrin islamisme yang lain seperti disuruh berdakwah secara total menjadi rayuan Fatih salama ini. Bahkan di setiap ceramahnya, Fatih menyuruh orang untuk mencukupkan saja kehidupannya pada keakhiratan. Karena menurutnya, investasi masa depan hanya akhirat bukan dunia, maka karena itulah orang harus berdakwah secara total. Dakwah total tersebut adalah dengan cara berdakwah seperti Khilafah ala HTI.

Dakwah-dakwah tersebut sebenarnya salah kaprah. Tapi sayangnya, kok masih banyak orang yang suka dan ikut serta dalam setiap proyek dan kibulannya?

Agus Wedi, Peminat Kajian Sosial dan Keislaman.

Redaksi Khilafah.ID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Sustainability Kader HTI melalui Proses Dakwah di Lapas

Sel Okt 4 , 2022
Khilafah.id – Sudah banyak informasi yang diberikan oleh penulis terkait kegiatan Yayasan Cinta Quran Foundation dan Indonesia Bisa Ngaji yang bertujuan untuk terus menggemakan ideologi khilafah. Dari sekian banyak narasi yang sudah disampaikan, beserta bukti kegiatan yang cukup real. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, bagaimana setelah mengetahui seluruh kegiatan yang […]
HTI LApas