Memahami Lima Sila Pancasila dalam Ayat Al-Quran

Pancasila

Khilafah.id – Alamsjah Ratoe Perwiranegara, Menteri Agama Republik Indonesia (1978-1983) pernah mengatakan, “Pancasila merupakan hadiah terbesar umat Islam bagi kemerdekaan dan persatuan Indonesia”.

Karena sebagai hadiah dari umat Islam, tidak mungkin Pancasila bertentangan dengan ajaran Islam. Sebab, tidak mungkin umat Islam akan menghadiahkan sesuatu yang bertentangan dengan Islam untuk negara ini.

Artinya, Pancasila menjadikan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan hadits sebagai ukuran nilai. Kelima sila dalam Pancasila merujuk atau berdasar pada prinsip-prinsip yang dikatakan secara jelas dalam dua sumber primer hukum Islam tersebut.

Inilah yang menjadi alasan mengapa Nahdlatul Ulama (NU) dalam Muktamar ke 27 tahun 1984 di Situbondo, tepatnya di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, secara yakin dan tegas memutuskan menerima Pancasila sebagai dasar negara dan asas tunggal bagi setiap organisasi di Indonesia.

Karena, kelima sila dalam Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan al-Qur’an. Justru, kelima sila tersebut merupakan representasi dari nilai-nilai al-Qur’an. Mari kita buktikan.

Pertama, sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama ini merujuk pada surat al Ikhlas ayat 1.

“Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa”.

Kedua, sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Merujuk pada ayat al Qur’an surat al Nisa ayat 135 dan surat al Maidah ayat 8.

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah”.

“Berlakulah adil, karena adil itu lebih dekat kepada ketakwaan kepada Allah”.

Ketiga, sila Persatuan Indonesia. Sila ini sesuai dengan spirit al Qur’an surat al Hujurat ayat 13 dan surat Ali Imran ayat 103.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal”.

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk”.

Keempat, sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Sila ini diinspirasi oleh al Qur’an surat al Syura ayat 38.

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.

Kelima, sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia merujuk pada al Qur’an surat al Nahl ayat 90.

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan”.

Demikianlah, Pancasila menginterpretasikan akar nilai-nilai ajaran Islam yang terkandung dalam al Qur’an. Tidak ada pertentangan antara Pancasila dan Islam. Keduanya memiliki unsur yang sama yang berpadu pada satu sumber, yakni Allah. Pancasila sebagai ranting dan al-Qur’an sebagai pokoknya.

Nurfati Maulida, Penulis keislaman.

Redaksi Khilafah.ID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Salman Rushdie: Kado Fatwa Mati untuk Sang Penulis Ayat-ayat Setan

Sen Agu 15 , 2022
Khilafah.id – “Saya tidak ingin lagi hidup secara sembunyi-sembunyi,” kata Salman Rushdie saat mengunjungi Paris, sebagaimana dikutip AFP, Minggu (11/2/2019) waktu setempat. Sang novelis pernah jadi perbincangan publik setelah pemimpin spiritual tertinggi Iran Ayatullah Khomeini menjatuhkan fatwa hukuman mati kepadanya. Selama tiga dekade ia perlu memakai nama palsu, meninggalkan tanah […]
Salman Rushdie