Khilafah.id – Mereka punya slogan kembali ke Qur’an dan Sunnah. Ketika ditanya mana dalil bahwa Nabi pakai celana cingkrang sampai sekarang tidak menjawab dalil secara khusus. Dalilnya pakai “Tsaub” yang artinya pakaian secara umum.
Sekali lagi mana dalil khususnya? Tetap bungkam 1000 bahasa.
Syekh Syaukani menulis:
ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺴﺮاﻭﻳﻞ ﻓﺎﺧﺘﻠﻒ ﻫﻞ ﻟﺒﺴﻬﺎ اﻟﻨﺒﻲ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺃﻡ ﻻ؟ ﻓﺠﺰﻡ ﺑﻌﺾ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﺑﺄﻧﻪ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻟﻢ يلبسه ﻭﻳﺴﺘﺄﻧﺲ ﻟﻪ ﺑﻤﺎ ﺟﺰﻡ ﺑﻪ اﻟﻨﻮﻭﻱ ﻓﻲ ﺗﺮﺟﻤﺔ ﻋﺜﻤﺎﻥ – ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ – ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺗﻬﺬﻳﺐ اﻷﺳﻤﺎء ﻭاﻟﻠﻐﺎﺕ، ﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﻠﺒﺲ اﻟﺴﺮاﻭﻳﻞ ﻓﻲ ﺟﺎﻫﻠﻴﺔ ﻭﻻ ﺇﺳﻼﻡ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﻗﺘﻠﻪ، ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻛﺎﻧﻮا ﺃﺣﺮﺹ ﺷﻲء ﻋﻠﻰ اﺗﺒﺎﻋﻪ
Soal celana, para ulama beda pendapat apakah Nabi shalallahu alaihi wa sallam memakainya atau tidak? Sebagian ulama memastikan Nabi tidak pernah memakai celana. Hal ini berdasarkan penulisan An-Nawawi ketika menampilkan biografi Utsman di kitab Tahdzib bahwa Utsman tidak pernah memakai celana, baik di masa jahiliah atau masa Islam. Padahal mereka paling semangat mengikuti Nabi (Nail Authar, 3/124).
Soal mereka menggambarkan bahwa celana cingkrang itu sunah adalah dengan menggabungkan 2 hadis, hadis pakaian dan hadis pakaian di atas mata kaki. Tapi jangan pernah memastikan bahwa celana cingkrang adalah celana Nabi!!! Nanti diminta dalilnya malah ruwet.
Jadi mereka ini pakai dalil umum. Bukan dalil khusus. Sementara mereka selalu menuntut amalan kita dengan dalil khusus. Anehnya mereka melanggar kaidahnya sendiri. Biasa standar ganda.
Andaikan celana cingkrang baik tentu Nabi sudah lebih dulu memakainya!
KH. Ma’ruf Khozin, Ulama NU.