Peran Santri dalam Menjaga Stabilitas NKRI (I/2)

NKRI

Khilafah.id – Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sub-kultur dan keaneka ragaman ras, budaya serta kepercayaan agama terbanyak di dunia. Sudah barang tentu, menjadi sangat penting bagi bangsanya untuk menjaga stabilitas serta keanekaragaman itu tetap terjaga.

Moderasi beragama adalah salah satu cara untuk menjaga stabilitas tersebut. Karena saat ini, banyak sekali kelompok-kelompok yang mengatas namakan agama sebagai tameng untuk menghancurkan stabilitas negara.

Memang, sejak dahulu agama seakan menjadi tameng tak kasat mata bagi orang-orang tak bertanggung jawab untuk kepentingan kelompoknya. Sikap fanatik kelompok, kepentingan politik, kekuasaan tak jarang disangkut pautkan dengan agama.

Tak jarang pula, umat beragama terdahulu mengada-adakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Seperti membuat penafsiran “serampangan” terhadap ayat al-Qur’an, membuat hadist palsu, mengatas namakan agama untuk membuat dalih atas apa yang mereka lakukan.

Hubungan Intim Agama dan Negara sebagai Sumber Moderasi Beragama

Keamanan dan kenyamanan adalah unsur utama dan diantara yang terpenting untuk seseorang dapat melaksanakan aktifitas dengan normal.

Aktifitas apapun hanya dapat dilakukan ketika rasa “tenang” itu menyeliputi jiwa. Termasuk di dalamnya ialah yang berkaitan dengan agama, ibadah adalah satunya.

Sudah maklum dan jelas kiranya mungkin, apa yang dikatakan oleh Hujjah al-Islam  imam al-Ghazali dalam magnum opusnya Ihya Ulum ad-Din (1/49):

أن مقاصد الخلق مجموعة فى الدنيا ولا نظام للدين الا بنظام الدنيا فإن الدنيا مزرعة الاخرة وهي الألة الموصلة إلى الله عز وجل لمن اتخذها الة ومنزلا ولم يتخذها مستقرا ووطنا…

“Sesungguhnya tujuan-tujuan dari umat manusia itu terkumpul pada dunia, agama tidak akan berjalan tanpa bantuan (urusan) dunia. Dunia adalah lahan bagi akhirat, alat yang dapat membuat manusia sampai kepada Allah (mendapatkan keridhoan-Nya) bagi mereka yang menjadikan dunia sebagai alat dan tempat (singgah) bukan tempat tinggal dan tanah air”

Agama harus tersinergikan dan terhubung baik dengan dunia yang menjadi pendampingnya. Dalam hal ini, yang dimaksud terurgen salah satunya ialah dalam hal menjaga stabilitas keamanan beribadah itu sendiri, Negara sebagai “rumah beribadah”. Oleh karenanya untuk ketenangan ibadah  diperlukan keamanan negara.

Belakangan ini, banyak sekali orang-orang yang mungkin bisa dikatakan sedikit, demi-sedikit mencoba untuk menggoyahkan stabilitas keamanan negara itu dengan melakukan aksi-aksi radikal mengatasnamakan agama.

Sungguh ironis, sesuatu yang harusnya berjalan berdampingan malah dikambing hitamkan dan dibuat terlihat “bermusuhan”.

Dan parahnya lagi, mereka yang notabene masih termasuk orang awamlah yang melakukan aksi radikalisme itu dengan dalih berjihad. Orang-orang yang hanya tahu dan terpancing oleh “hoaks” atau isu-isu lain yang tersebar lewat kacamata platform aplikasi gawai, internet.

Pentingnya Toleransi Antarumat Beragama

Toleransi antar umat beragama menjadi suatu kewajiban mutlak bagi bangsa yang majemuk, terdiri dari beragam ras, budaya dan agama. Pernyataan tersebut merupakan hal yang wajar, mengingat banyaknya konfrontasi yang terjadi dengan mengatas namakan pembelaan diri, rasa bahwa dirinya dan ajaran agamanyalah yang paling baik dan benar, triumfalisme.

Banyak contohnya, sikap triumfalisme menjadi sebab kendornya relasi antar umat beragama. Bahkan bisa sampai mengakibatkan aksi radikalisme.

Sebenarnya sikap tersebut wajar ada bagi setiap pemeluk agama jika hanya dilakukan untuk menguatkan keimanan pada diri. Namun, akan menjadi tidak wajar jika sampai menyalahkan dan mengkafirkan umat beragama lain, apalagi sampai adanya aksi radikalisme.

Pemikiran liberal ini sering terjadi dikalangan umat Islam  sejak dulu.  Meskipun melakukan keburukan, keburukan itu dianggap sesuatu yang biasa. Namun sebaliknya, jika yang melakukannya Non muslim, sebaik apapun tidak bernilai baik dihadapan orang Islam,.

Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Mumtahanah (60/8-9):

لَّا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (8) إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Allah tidak melarang kalian umat Islam  kepada orang-orang non muslim yang tidak memerangi kalian dalam (persoalan agama) dan tidak mengusir kalian dari rumah kalian  untuk berbuat baik dan adil kepada mereka, sungguh Allah menyukai orang-orang yang berbuat keadilan (8). Yang Allah larang ialah untuk berbuat asih kepada mereka (orang-orang non muslim) yang memerangi kalian dalam urusan agama dan  terang-terangan mengusir kalian, orang-orang (muslim) yang berbuat asih dengan mereka adalah merupakan orang-orang dzalim (9).”

Ayat tersebut menjelaskan bagaimana seharusnya umat Islam bersikap dengan umat  beragama lainnya.  Bagaimana seharusnya umat Islam bersikap baik dan adil.  Serta bagaimana selama ini  umat Islam salah menyikapi diri terkait sikap triumfalisme itu, dengan memproklamirkannya dengan cara-cara yang tidak baik. Sikap toleransi dan saling menghargai antar umat beragama saat ini harus ditingkatkan.

Demikian kiranya bagaimana pentingnya bagi umat Islam menjaga stabilitas negara dengan selalu menerapkan kemoderatan dalam beragama. Santri sudah sewajarnya untuk bersikap tawasuth, tawazun dan tasamuh dalam segala hal, serta menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.

Alwi Jamalulel Ubab, Mahasantri di Ma’had Aly Saidussiddiqiyah – Jakarta.

Redaksi Khilafah.ID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Erdogan, Pemimpin Simbol Kebangkitan Islam?

Sab Apr 23 , 2022
Khilafah.id – Recep Tayyip Erdogan merupakan presiden yang ke-12 Turki, banyak hal rintangan yang dilalui sebelum menjadi presiden turki seperti masuk kedalam penjara. Erdogan menjabat kepresidenan sejak 2014, Dan sebelum menduduki kursi kepresidenan pernah menjadi perdana mentri Turki selama tiga periode sejak 2003-2014. Erdogan terlahir dari keluarga dengan ekonomi rendah. […]
erdogan