Pesona Habib Bahar yang Nir-Akhlak

habib Bahar

Khilafah.id – Siapa yang tidak kenal dengan sosok tersohor ini. Panggilan habib seperti menjadi gelar yang memiliki privilege untuk mempermudahkan mendapat perhatian masyarakat. Di masyarakat Madura misalnya, stratifikasi tertinggi dimiliki oleh seorang kiai. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa sosok “habaib” juga mendapat tempat tertinggi pada hati masyarakat Madura. Tidak heran, ketika wujud habib seperti Habib Bahar Smith, Habib Rizieq Shihab dan sejenisnya juga digemari oleh masyarakat Madura.

Suatu waktu, pernah beberapa ekspresi kecintaan yang ditampilkan oleh sebagian anak muda Madura menunjukkan kecintaannya terhadap Habib Bahar ketika masuk jerusi besi melalui story whatsapp. Bukan bentuk kritik yang ditampilkan, justru narasi yang ditampilkan adalah kriminalisasi ulama, bahkan menyalahkan pemerintah karena sudah berani melecehkan keturunan Rasulullah tersebut.

Kaget bukan main, para pecinta habib modelan Habib Bahar ini tidak melihat kasus yang menjerat dan kesalahan yang dilakukan. Dengan demikian, Bisa dipastikan bahwa literasi digital, literasi bacaan atas kasus yang menimpa Habib Bahar Smith ini tidaklah dibaca oleh anak-anak, orang awam yang getol mendung Habib Bahar dalam segala term.

Kebebasan berekspresi atau tempramen?

Bahar bin Smith atau yang dipanggil akrab dengan sebutan habib Bahar beberapa kali trending di media sosial twitter.  Tidak hanya itu, pria kelahiran manado sulawesi utara tersebut dua kali masuk jeruji besi. Bahar bin Smith pertama kali ditangkap oleh Polda Jawa Barat pada desember 2018. Ia ditangkap atas kasus penganiayaan terhadap dua anak di bawah umur.

Pada 17 desember 2021 baru-baru ini, Habib Bahar kembali dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian.

“Habib Bahar Smith dilaporkan atas dugaan tindak pidana menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian dan atau permusuhan antar-individu/kelompok berdasarkan SARA,” Ucap Kabis Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan yang dilansir melalui detik.com.

Ujaran kebencian tersebut dilantangkan oleh Habib Bahar dalam ceramahnya. Ia  menantang Jokowi dan Megawati untuk menangkap dirinya. Ia juga menyinggung nama KSAD Jendral Dudung Abdurrachman. Polemik ceramah yang viral di media sosial memicu para TNI geram sehingga melaporkan Habib Bahar atas kasus ujaran kebencian.

Berbeda halnya dengan para TNI, Aziz Yanuar sebagai salah satu pengacara Habib Bahar justru menanggapi polemik tersebut untuk tidak terlalu baper (bawa perasaan) serta tidak emosian.

Suara yang lantang atas kebebasan demokrasi sepertinya selalu menjadi pegangan Habib Bahar dalam melakukan sesuatu. Seperti halnya kasus yang menjerat baru-baru, video yang beredar di beberapa media sosial yang terdapat di tribunnews.com, tampak video Habib Bahar  menantang pihak kepolisian.

Dalam ceramahnya tersebut, ia menjelaskan bahwa pihak kepolisian telah melakukan intimidasi terhadap panitia ceramah di mana Habib Bahar Smith diundang. Lebih jauh dengan kalimat lantangnya, seharusnya yang diintimidasi itu dirinya saja, bukan panitia ceramah.

Ia juga menjelaskan bahwa negara Indonesia yang demokratis semestinya menjadi kewajiban aparat dan seluruh masyarakat Indonesia untuk memberikan ruang aman ketika berceramah, melakukan kegiatan, atau pun mengemukakan pendapat.

Sebetulnya, secara personal seorang Habib Bahar, kita tidak menemukan dakwah Islam di dalamnya. Jika dilihat dari banyaknya kasus yang menjerat dirinya, Habib Bahar adalah orang yang tempramen, provokator, pengadu domba, dan berlindung dibalik sebutan “Habib” yang tersemat dalam dirinya.

Islam yang ditampilkan oleh Habib Bahar

Pendiri pondok pesantren Tajul Alawiyyin ini dinilai sebagai penceramah syarat akan muatan-muatan provokasi. Kata-kata yang cukup tabu untuk diucapkan selalu ditampilkan secara vulgar oleh Habib Bahar, terbukti dengan banyaknya kasus yang mengintai dirinya. Habib Bahar seperti tidak hidup tenang. Setelah keluar dari jeruji besi, ia masuk ke jeruji besi yang lain dengan kasus sikap tempramen yang ada pada dirinya.

Jika melihat corak dakwah yang ditampilkan oleh Habib Bahar,  melalui tulisan Greg yang terbit di Alif.id edisi 13 Desember 2021, pergulatan internal di komunitas Habib sangat terlihat ketika ada 2 kelompok. Pertama Habib tasawuf dan Habib politik macam modelan Habib Bahar yang dimata massanya sangat keren juga wajib dihormati.

Kita melihat perbedaan dari sosok kehabiban antara Habib Bahar dengan sosok Quraish Shihab, Habib Husein sebagai pendakwah millenial, hingga para Habib yang ada di Indonesia dengan ceramah dan ajaran Islam yang meneduhkan meskipun namanya tidak memiliki popularitas yang tinggi seperti Habib Bahar serta tidak membawa kehabiban yang melekat dalam dirinya.

Modelan Habib Bahar Smith yang provokatif, ceramahnya lantang atas nama demokrasi, hingga keluar masuk penjara, tidak bisa kita pungkiri bahwa popularitasnya akan semakin tinggi. Sebab isu yang dibawa tidak lepas dari isu pemerintah dimana masyarakat kita haus akan itu, awam akan pengetahuan itu, dan Habib Bahar muncul membawa NKRI harga mati sebagai slogan maut kepada massanya dengan sikap tempramen yang dibawa.

Muallifah, Mahasiswi Magister Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Redaksi Khilafah.ID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

A Common Word: Sebuah Bukti Komitmen Kerukunan Islam dan Kristen

Sab Des 25 , 2021
Khilafah.id – Pada tahun 2006, Paus Benedictus XVI mengeluarkan pernyataan bahwa agama Islam melegitimasi kekerasan. Dalam cuplikan ceramahnya, Paus Benedictus XVI mengatakan, “Show me just what Mohammed brought that was new, and there you will find things only evil and inhuman, such as his command to spread by the sword […]
Islam dan Kristen